SEJARH KYOTO JEPANG


 KYOTO JEPANG


Kyoto - Kota yang penuh dengan warisan budaya Jepang ini memiliki banyak kuil, taman bersejarah, dan jalan-jalan yang indah. Beberapa tempat terkenal di Kyoto termasuk Kuil Kinkaku-ji (Paviliun Emas), Kuil Fushimi Inari Taisha dengan jalan pintu gerbang torii-nya yang terkenal, dan Distrik Gion yang terkenal dengan geisha dan budaya tradisional Jepang.

Kyoto adalah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam di Jepang. Berikut adalah ringkasan sejarah dan informasi tentang Kyoto:

Sejarah:

Kyoto, dulunya dikenal sebagai Heian-kyō, adalah ibu kota Jepang selama lebih dari seribu tahun, dari tahun 794 hingga 1868, selama periode Heian hingga Meiji. Pada masa itu, Kyoto menjadi pusat politik, budaya, dan keagamaan di Jepang. Banyak inovasi budaya dan seni, termasuk seni klasik Jepang seperti tata cara teh (sado), seni bunga (ikebana), dan teater kabuki, berasal dari periode ini.

Warisan Budaya:

Kyoto dikenal karena warisan budayanya yang kaya, termasuk ratusan kuil dan kuil bersejarah, taman-taman yang indah, serta arsitektur tradisional yang masih terjaga dengan baik. Beberapa tempat terkenal di Kyoto termasuk Kuil Kinkaku-ji (Paviliun Emas), Kuil Fushimi Inari Taisha dengan jalan pintu gerbang torii-nya yang terkenal, dan Distrik Gion yang terkenal dengan geisha dan budaya tradisional Jepang.

Pusat Budaya dan Pendidikan:

Kyoto adalah pusat pendidikan dan kebudayaan yang penting di Jepang. Kota ini merupakan rumah bagi beberapa universitas terkemuka di Jepang, termasuk Universitas Kyoto yang terkenal. Selain itu, Kyoto memiliki banyak museum seni dan sejarah yang menampilkan warisan budaya dan seni Jepang.

Pusat Pariwisata:

Kyoto adalah salah satu tujuan wisata teratas di Jepang, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Wisatawan datang untuk mengagumi keindahan arsitektur tradisional Jepang, menikmati keindahan alam taman-taman dan pegunungan di sekitarnya, serta mengalami budaya tradisional Jepang melalui festival, pameran, dan pertunjukan seni.

Warisan Dunia UNESCO:

Banyak situs bersejarah di Kyoto yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia, termasuk Kuil Kiyomizu-dera, Kuil Kinkaku-ji, Kuil Ryoan-ji, dan banyak lagi. Pengakuan ini menegaskan pentingnya Kyoto dalam sejarah dan budaya Jepang, serta pentingnya untuk memelihara dan melindungi warisan budaya yang berharga ini.

Kyoto tetap menjadi salah satu kota paling menarik di Jepang, menawarkan kombinasi unik dari sejarah yang kaya, keindahan alam yang memukau, dan budaya yang mendalam.

Sejarah Kyoto kaya dan beragam, mencakup berbagai peristiwa penting dalam sejarah Jepang. Berikut adalah ringkasan sejarah Kyoto:

Pembentukan dan Periode Heian:

Pada tahun 794 Masehi, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota Jepang dari Nara ke sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Kyoto. Kota baru ini diberi nama Heian-kyō (Ibu Kota Ketenangan dan Kebahagiaan) dan menjadi pusat pemerintahan dan budaya Jepang selama lebih dari seribu tahun. Periode ini dikenal sebagai periode Heian (794-1185), yang merupakan masa keemasan kesenian dan sastra Jepang. Selama periode ini, Kyoto berkembang menjadi pusat kebudayaan yang kaya dan bertahan sebagai ibu kota hingga Restorasi Meiji pada tahun 1868.

Periode Kamakura dan Muromachi:

Setelah periode Heian, ibu kota pemerintahan dipindahkan ke Kamakura (dekat Tokyo) pada abad ke-12, tetapi Kyoto tetap menjadi pusat budaya penting di Jepang. Pada abad ke-14, Kyoto menjadi pusat kekuasaan bagi Keshogunan Ashikaga selama periode Muromachi. Di bawah pemerintahan Ashikaga, Kyoto mengalami periode kekacauan dan perang saudara, tetapi juga mengalami perkembangan seni, sastra, dan seni bela diri yang signifikan.

Periode Edo dan Restorasi Meiji:

Pada abad ke-17, ibu kota pemerintahan dipindahkan lagi, kali ini ke Edo (sekarang Tokyo), tetapi Kyoto tetap menjadi pusat budaya Jepang yang penting. Pada tahun 1868, Restorasi Meiji terjadi, yang mengakhiri pemerintahan feodal dan membawa Jepang menuju modernisasi. Kyoto kehilangan statusnya sebagai ibu kota, tetapi tetap menjadi pusat budaya, pendidikan, dan agama. Banyak kuil, kuil, dan bangunan bersejarah di Kyoto masih ada hingga hari ini, menjadikannya tempat yang penting dalam melestarikan warisan budaya Jepang.

Perang Dunia II dan Pemulihan:

Selama Perang Dunia II, Kyoto luput dari serangan bom atom, yang memungkinkan banyak situs bersejarah di kota tersebut tetap utuh. Setelah perang, Jepang memulai program pemulihan yang luas, dan Kyoto menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan budaya dalam periode pascaperang. Kota ini juga menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1957, yang menandai pentingnya Kyoto dalam diplomasi internasional.

Kota Modern:

Hari ini, Kyoto tetap menjadi kota yang makmur dan berkembang, dengan kebudayaan yang kaya dan warisan sejarah yang kuat. Kota ini merupakan tujuan wisata yang populer bagi wisatawan domestik dan internasional, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya untuk mengagumi arsitektur tradisional, taman-taman bersejarah, dan festival budaya yang beragam.


Kyoto (/ˈkjoʊtoʊ/;[2] Japanese: 京都, Kyōto [kʲoꜜːto] ( simak)), atau Kota Kyoto (京都市, Kyōto-shi, [kʲoːtoꜜɕi] ( simak)) adalah kota yang terletak di Pulau Honshu, Jepang. Kota ini merupakan bagian dari daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Kyoto memiliki banyak situs bersejarah dan merupakan ibu kota Prefektur Kyoto. Ibu kota istana (tojō) bernama Heian-kyō ditetapkan sebagai ibu kota pada tahun 794. Sebagai ibu kota (miyako), Heian-kyō menjadi pusat pemerintahan dan budaya Jepang. Pada masa itu, ibu kota disebut kyō no miyako yang selanjutnya berubah menjadi Kyoto. Di zaman dulu, Kyoto juga disebut Kyōraku, Rakuchū, atau Rakuyō. Penamaan seperti ini mengikuti kebiasaan di Tiongkok yang memiliki ibu kota di Rakuyō (Luoyang).

Sejarah Kyoto dimulai sejak Kaisar Kammu (kaisar Jepang ke-50) memindahkan ibu kota dari Nagaoka-kyō ke Heian-kyō, akibat Fujiwara Tanetsugu yang menjadi penanggung jawab pembangunan Nagaoka-kyō tewas dibunuh. Ada penjelasan yang mengatakan ibu kota harus dipindahkan ke Kyoto untuk mengatasi pengaruh agama Buddha di Nara yang kekuatannya terpusat di sejumlah kuil-kuil yang disebut Nanto-jiin(南都寺院). Penjelasan lain mengatakan ibu kota perlu dipindahkan dari ibu kota kekaisaran milik garis keturunan Kaisar Temmu ke ibu kota baru untuk kaisar dari garis keturunan Kaisar Tenji.


Heian-kyō dibangun dengan mematuhi prinsip feng shui. Kyoto dikelilingi gunung-gunung di empat penjuru angin. Di sebelah timur terdapat Sungai Kamo, di sebelah barat terdapat Sungai Katsura yang alirannya meliuk-liuk ke sebelah selatan. Istana didirikan di tengah kota dan wilayah kota dibagi ke dalam blok-blok berbentuk persegi empat meniru model ibu kota istana di Tiongkok. Di tengah-tengah kota terdapat jalan raya utara-selatan bernama Suzaku-Ōji yang sekarang menjadi Jalan Senbon-dōri. Gunung Funaoka menjulang di sebelah utara.


Ekonomi Heian-kyō berkembang dengan pesat karena sistem politik Ritsuryō-sei yang sudah tidak dipraktikkan lagi. Pusat kota berada di sekitar sungai Kamo dan Daidairi-Gosho.


Pada zaman Kamakura, peran Kyoto sebagai kota pemerintahan mulai pudar karena pusat kekuasaan politik pindah ke Kamakura, namun peran Kyoto sebagai pusat perekonomian semakin kuat.


Perang Jōkyu yang dimenangkan Keshogunan Kamakura membuka kesempatan bagi pemerintah Keshogunan Kamakura untuk membangun kantor pemelihara keamanan yang disebut Rokuhara Tandai di Kyoto. Kantor tersebut antara lain digunakan untuk memata-matai kegiatan kaum bangsawan istana. Pada akhir zaman Kamakura, Rokuhara Tandai dihancurkan oleh Ashikaga Takauji. Setelah kejatuhan pemerintah Keshogunan Kamakura, Kaisar Go-Daigo memulihkan kekuasaan ke tangan kaisar (Restorasi Kemmu). Sistem pemerintahan yang baru ternyata mengundang ketidakpuasan di kalangan samurai. Akibatnya, Ashikaga Takauji berontak melawan kaisar dan mendirikan pemerintahan Istana Utara. Peristiwa ini menandai dimulainya zaman Namboku-chō.


Pada zaman Muromachi, Keshogunan Muromachi kembali menetapkan Kyoto sebagai ibu kota pemerintahan. Pada saat yang bersamaan, Kyoto mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada zaman ini lahir tradisi pemerintahan kota oleh warga kota yang dipimpin pengusaha sukses yang berpengaruh.


Shogun Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman mewah yang bernama Hana-no-Gosho di wilayah Kitakoji, Muromachi (sekarang di distrik Kamigyō). Hana-no-Gosho yang menjadi tempat tinggal keluarga Ashikaga Yoshimitsu habis terbakar pada masa Perang Ōnin (1467-1477). Shogun Ashikaga Yoshimitsu tinggal di Kitakoji Muromachi, sehingga dikenal sebagai Muromachi-dono (Tuanku Muromachi).

Pada masa Perang Ōnin yang mengawali zaman Sengoku, sebagian besar kota Kyoto sudah habis terbakar.Keadaan kota Kyoto menjadi lebih terpuruk setelah berulang kali dilanda peperangan. Sepanjang zaman Sengoku, Kyoto dijadikan kota benteng. Wilayah Kamigyō dan Shimogyō dipisahkan parit pertahanan yang disebut O-kamai (御構). Parit yang mengelilingi masing-masing wilayah digali untuk memisahkan wilayah Kamigyō yang dikuasai Pasukan Timur (Higashi-gun) dan wilayah Shimogyō yang dikuasai Pasukan Barat (Nishi-jin). Selain itu, Kamigyō dan Shimogyō juga dipisahkan oleh ladang-ladang. Jalan yang menghubungkan Kamigyō dan Shimogyō disebut Jalan Muromachi-dōri.


Kyoto bangkit di bawah perlindungan Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan warga kota yang berpengaruh. Ibu kota kembali dibangun dalam skala besar di bawah pimpinan Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi membangun rumah kediaman resmi yang disebut Jurakudai dan kompleks kediaman samurai. Selain itu, Hideyoshi mengumpulkan kuil-kuil agama Buddha yang tersebar di banyak tempat di dalam satu kawasan khusus, memperbaiki istana kaisar, dan kawasan kediaman para bangsawan. Tata kota yang terencana rapi masih bisa dilihat hingga sekarang di Kyoto.


Peran Kyoto sebagai "ibu kota" tidak berubah walaupun pada abad ke-17, ibu kota pemerintahan dipindahkan ke Edo. Kyoto semakin makmur sebagai kota perdagangan, menempati urutan ketiga setelah Edo dan Osaka, dan jumlah penduduk bertambah mencapai setengah juta orang.


Prefektur Kyoto didirikan setelah Restorasi Meiji. Selanjutnya Kyoto dibagi menjadi dua distrik, distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō. Pada tahun 1889, kota Kyoto didirikan sebagai penggabungan distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō, sedangkan pemerintah kota berada di bawah yurisdiksi Prefektur Kyoto. Sekarang, Kyoto menjadi semakin luas dengan penggabungan beberapa kota dan desa di sekitarnya. Kota lama Kyoto yang terkenal sejak sebelum zaman Edo bisa dikatakan hanya menempati sebagian saja daerah dalam kota Kyoto.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Castillo de Belmonte

Pembentukan Negara Islam Pakistan

Schindler's List (1993)